BRIMOB sebagai salah satu bagian dari POLRI yang notabene militer
dipandang sesuatu yang mengerikan. Tapi pandangan itu salah, salah satunya
mungkin sejak munculnya Briptu Norman yang sudah mengubah citra Brimob secara
drastis dengan jogged chaiya chaiya nya.
Dan hal tersebut dibuktikan juga ketika pada hari Kamis, 22 April 2011
lapangan BRIMOB Pekalongan mendadak ramai oleh riuhnya anak – anak kecil. Hari
itu mereka kedatangan tamu dari adik-adik SDIT PERMATA HATI BATANG. Mereka yang
biasanya kelihatan garang dengan seragam hitam dengan senjata laras panjangnya
dicangklong di pundak, mendadak mereka kelihatan bisa begitu ramah dan sabar
terhadap anak-anak.
Anak-anak SDIT Permata Hati Batang itu akan mengadakan acara outing kelas, yaitu
dengan melakukan pengenalan profesi polisi dan juga melakukan outbond. Acara
outing kelas ini mereka lakukan setelah mereka melaksanakan Ujian Tengah
Semester Genap seminggu sebelumnya.
Acara outing kelas ini diikuti oleh siswa kelas 1 sampai dengan kelas
4. Memang SDIT PERMATA HATI Batang baru sampai kelas 4. Sebuah SD baru dengan
perkembangan prestasi yang bagus, tercatat mereka sudah bisa juara tahfidz dan
juara renang tingkat kabupaten.
Acara outing kelas dimulai
dengan pengenalan senjata yang digunakan oleh bapak-bapak BRIMOB, mulai dari
senjata jarak jauh, jarak pendek dan juga magasinenya. Tidak ketinggalan
diperkenalkan juga peralatan untuk mengatasi huru hara, seperti gas air mata,
setrum listrik maupun baju pelindung yang membuat mereka jadi kebal dari
pentungan ataupun pukulan para perusuh.
Acara yang paling rame adalah saat demonstrasi penyemprotan air unuk
menangani para perusuh. Anak-anak terlihat riuh melihat air yang muncrat dengan
tekanan yang tinggi. Mereka ingin menghambur menuju air, tapi setelah
dinasehati bahwa air itu bias mementalkan orang dewasa merekapun minggir dengan
teratur, hanya melihat dari jarak yang aman saja.
Setelah pengenalan persenjataan selesai, murid-murid digiring menuju
arena outbond. Yang menarik mereka dibawa dengan kendaraan lapis baja milik
Brimob, ramailah para anak-anak tersebut untuk berebutan masuk ke kendaraan
yang baru bagi mereka. Semua berkeinginan untuk masuk duluan. Ramailah suasana
Brimob saat itu dengan teriakan khas anak-anak. Alhamdulillah setelah di atur
oleh Bapak-ibu ustadz pendamping akhirnya masalah itupun teratasi. Tibalah
mereka semua di arena outbond.
Arena outbond tersebut berada di lapangan sebelah tempat pengenalan
senjata. Mereka akan bermain outbond dengan para instruktur bapak-bapak Brimob.
Permainan pertama yang mereka lakukan adalah dengan berlari melewati ban truk
bekas, setelah itu disusul dengan melewati jembatan goyang diatas kolam lumpur
dan disusul meniti balok keseimbangan yang terakhir dengan naik jala. Permainan
ini cukup menguras adrenalin bagi ank-anak seusia mereka tentunya. Terlihat ada
bebrapa yang takut untuk lewat jembatan goyang, tapi setelah disemangti oleh
teman-teman dan para pendamping maka merekapun berani untuk melewati rintangan
tersebut. Permainan memacu adrenalin mereka ini belum selesai. Yah, setelah
mereka melewati rintangan pertama merekapun diharuskan untuk melakukan kegiatan
yang lebih ekstrim, yaitu meluncur dari ketinggian atau biasa disebut flying
fox. Beberpa anak ada yang terlihat berani, merekapun melakukan permainan ini
dengan percaya diri, tapi beberepa ada yang ketakutan, bahkan ada yang sempat
mogok ditengah jalan tidak mau meneruskan permainan.
Acara outing kelas ini berakhir jam 12.00 saat adzan berkumandang.
Secara otomatis begitu mendengar suara adzan bagai lonceng yang ditabuh
merekapun berhamburan untuk menyudahi permainan mereka. Merka menuju tempat
menyimpan tas mereka untuk mengambil baju ganti yang akan digunakan untuk
sholat dhuhur berjamaah.
Acara outing kelas berakhir dengan selamat. Mereka senang, puas dan
berbagai kenangan tersimpan dalam memori mereka. Bapak-bapak Brimob yang
terlihat sangar, ternyata sangat santun.
subhanallah, semoga SDIT smeakin jaya..!!!
BalasHapus