PERILAKU KASAR ANAK
Quality Time SD MUTIARA ILMU
”Sikap kasar seorang anak akan membahayakan kecerdasan anak tersebut”.
(Al Hadist)
PERASAAN TERSIKSA, sebab perilakunya menjadi perhatian banyak orang.
DIKUCILKAN, sebab sering bertentangan dengan temannya.
MALAS BELAJAR, sebab tertutup kesempatan untuk menuntut ilmu.
TIDAK PEDULI terhadap orang lain.
POTENSI KEJAHATAN pada saat dewasa.
Tanda-tanda PERILAKU KASAR
Usia 3 – 5 tahun :
Marah-marah yang tidak ada sebabnya, memukul-mukul, menyerang agresif, melempar benda di sekitarnya.
Usia 5 – 10 tahun :
Membentak, menjerit-jerit, memaksa orang tua mengikuti kehendaknya, melakukan perlawanan dan pertentangan dengan kata-kata, membuat lingkungan tidak aman dan terganggu olehnya, melempar, menendang, membanting benda tanpa sebab.
Usia 10 – 15 tahun :
Selalu menuntut, banyak mengancam, berprilaku cuek, tidak memperhatikan nasihat orang tua, menggunakan atribut-atribut yang tidak menyenangkan.
Bagaimana Timbulnya PERILAKU KASAR ?
Anak BELAJAR perilaku kasar dari orang tua. Proses pembangkangan yang di atasi dengan cara yang keliru oleh orang tua menjadi pelajaran bagi anak untuk meniru.
Contoh :
Anak yang dipanggil tetap diam dan tidak menghiraukan, lalu mendapat perlakuan kasar dari orang tuanya dengan membentak atau menyeret anak dengan kasar.
- Anak MENCONTOH perilaku kasar dari orang tua. Contoh : Ketika orang tua berbicara kasar kepada suami/istri atau keluarga, menceritakan kejelekan orang lain, melakukan pernyataan sarkasme untuk mengendalikan perilaku anak.Secara otomatis hal-hal yang jelek akan masuk ke memori anak, dan akan dikeluarkan secara spontan oleh anak pada saat ada rangsangan (stimulus).
- Pengaruh negatif MEDIA MASSA/TV/FILM. Media mendorong keidaksopanan anak. Media dapat menciptakan karakter lain yang negative sesuai dengan cerita yang disampaikan.
- Pengaruh pendidikan yang PROGRESIF. Teori dan metode pendidikan yang mengeksplorasi anak-anak. Anak-anak menjadi kelinci percobaan untuk dipaksa menjadi pintar. Keinginan orang tua yang bersifat instan sesuai dengan tuntutan zaman dipaksakan kepada anaknya, tanpa melihat kemampuan si anak. Kurikulum yang selalu padat dan berubah-ubah.
- BUDAYA yang bergeser. Perubahan kondisi, dahulu anak sangat rileks, senang, dan menikmati masa kekanak-kanakannya. Sekarang ada beban kognitif yang sangat besar yang dipikul anak kita. Contohnya : PR yang sangat banyak, tuntutan rangking 1, mengikuti bermacam-macam les dan bimbingan belajar.
- KASARISME yang bermunculan menjadi kebiasaan anak, akibat dan intimidasi berbagai pihak, gencarnya banyak tuntutan kepada anak dan harapan yang berlebihan kepada anak.
CARA PRAKTIS mengatasi TINDAKAN KASAR anak :
1. LAKUKAN – KATAKAN – TINGGALKAN :
- Anak yang tidak pernah merapikan tasnya dan sembarang meletakkan tas bukan pada tempatnya. Sebaiknya orang tua tanpa memberi komentar, mengambil tasnya, meletakkan pada tempatnya, ‘selesai’. Pada saat ada kesempatan santai bersama anak, sampaikan “bahwa tasmu sudah ada di box”, tanpa mengatakan kalau anda yang meletakkannya.
- Sampaikan suatu pesan yang baik, tanpa membahas masalahnya setiap bertatapan dengannya, sampaikan pesan tentang kita. “Sayang… Mama mau baru saja dari…” (sebutkan perbuatan kita yang baik dan tidak ada hubungannya dengan diri anak, seperti dari mall atau dari mana saja, ceritakan yang menyenangkan).
- Jika anak masih terus membantah, maka untuk menghadapi jangan sampai ada PERDEBATAN (bantah membantah). Katakan dengan jelas dan legas: “Mama tidak suka perbuatanmu, sekarang ambil tasmu itu dan letakkan pada tempatnya”. Usahakan tidak ada jawaban dari si anak dan segera tinggalkan.
- Jika anak masih terus membantah, tetap kita ajak bicara dan beraktifitas pada masalah yang lain dengan biasa saja. Apabila si anak membahas masalah tasnya, usahakan tidak ada perdebatan, katakan pernyataan tidak suka, dan tinggalkan.
2. SAMBUTAN – BERCERITA – ALIH PERHATIAN :
- Setiap kali melihat anak kita, SAMBUTLAH dengan hangat. Sapalah dengan perkataan yang baik dan menyenangkan.
- Berikan anak kesempatan untuk mengungkapkan kekesalannya, tanpa menanyakan perubahan perilakunya dan tanpa menyalahkan. Kalau kita sudah jelas masalahnya, baru kita beri komentar dengan singkat dan jelas.
- Hindari perdebatan, sebab akan menimbulkan masalah baru.
- Alihkan dari perbuatan yang tidak menyenangkan. Sehingga ia dapat kembali pada perilaku semula. Anda dapat menggunakan pelukan sebagai pemberi rasa aman dan penghilang rasa takut.
Sikap Orangtua ketika menghadapi tindakan kasar anaknya :
- Hindari perilaku kasarnya dengan memberikan aktifitas lain tanpa menghiraukan tingkah lakunya.
- Usahakan untuk tidak membentak, atau perbuatan yang malah menyebabkan anak tertekan, dengan jalan mengiyakan tanpa mengikuti kehendaknya.
- Hindari janji-janji untuk memberikan sesuatu hanya sekedar untuk memberhentikan tingkah laku kasarnya saat itu. Katakan dengan tegas kita tidak akan memberikan sesuatu yang diharapkan atas perbuatan kasarnya.
Program Pengendalian Perilaku Kasar
1. Menciptakan suasana di rumah yang menyenangkan, rasa aman, dan bebas dari tekanan, dengan cara :
- Selalu terbiasa memberi sambutan yang hangat kepada anak kita pada setiap kali kesempatan.
- Memberi kebebasan beraktifitas kepada anak yang tidak merusak. Kalau bisa daftarlah aktiitas yang tidak merusak dan jelaskan kepada anak anda.
- Hindari pemaksaan kepada anak untuk melakukan sesuatu.
- Mengajak bermain bersama, pergi bersama, prioritaskan kuantitas pertemuan.
- Berikan pelukan pada saat dia dalam kebingungan atau mulai berusaha melawan.
2. Paradigma anak nakal dan bodoh diubah menjadi anak baik dan pintar, caranya :
- Perhatikan semua yang baik dari ucapan sampai perilaku yang baik saja, yang tidak baik jauhkan dari pikiran kita.
- Ketika anak mengatakan hal-hal yang tidak baik atau jorok, katakan bahwa kata-kata itu bukan dari dia tapi dari orang yang jahat.
- Memanggil dengan bahasa yang baik.
- Sampaikan pesan kebaikan, “Kamu pasti jadi orang yang hebat, dan lain-lain”.
- Mendengarkan apa yang ingin diucapkan anak tanpa memberi komentar yang bertentangan atau penolakan, iyakan dan arahkan pada sesuatu yang ia sukai, “Oh iya, lalu… terus … kemudian …”.
- Nabi tidak pernah memotong pembicaraan walaupun dengan seorang anak kecil.
3. Memberikan konsekuensi tegas atas perilaku kasar anak, caranya :
- Mengatakan dengan tegas, singkat dan jelas dan pasti. “Mama tidak suka perbuatanmu itu, tinggalkan ini dan lakukan yang baik”.
- Menolak keinginan anak akan sesuatu, yang menjadi penyebab perilaku kasar anak, “Dengan perbuatanmu itu, mam tidak suka, dan mama tidak akan membelikan … apa yang kamu minta”, namun tetap memperhatikan kebutuhan anak yang lainnya di luar penyebab masalah.
- Hindari rengekan atau rayuan si anak. Alihkan perhatian pada aktifitas yang lain, tanpa membahas masalahnya lagi.
- Hindari pembahasan kesalahannya, sebab akan memunculkan reaksi untuk di jawab oleh anak kita.
- Hindari pembahasan kesalahannya, sebab akan memunculkan reaksi untuk di jawab oleh anak kita.
4. Sabar dan konsisten selalu berusaha terus tanpa menyerah, sehingga kita tidak terkendali dengan perilaku kasarnya.
Perjalanan ini akan berhasil dengan suatu proses, tidak akan secepat kilat, karena anak melakukan inipun dengan suatu proses yang panjang, sehingga ia berani melakukannya.
huhu ...
BalasHapusmak jlebb banget nih
kbetulan sy berhadapan dg tipe anak pemberontak
selalu membantah perkataan ibunya ndiri
esmosi berlebihan ngomel2x + teriak tiap hari
dan superior (smua harus nurut kemauannya)
almost give up rasanya
susah utk ngga ikut esmosi :)